Circular Economy SD Muhammadiyah Ketanggungan
Berita SD HamKa- Ekonomi Sirkular adalah sebuah alternative untuk ekonomi linier tradisional (buat, gunakan, buang) dimana kita menjaga agar sumber daya dapat dipakai selama mungkin, menggali nilai maksimum dari penggunaan, kemudian memulihkan dan meregenerasi produk dan bahan pada setiap akhir umum layanan.
Pada sistem ekonomi sirkular, penggunaan sumber daya, sampah, emisi karbon, dan energy terbuang diminimalisir dengan menutup siklus produksi-konsumsi dengan memperpanjang umur produk, inovasi, desain, pemeliharaan, penggunaan kembali, remanufaktur, daur ulang ke produk semula (recycling), dan daur ulang menjadi produk lain (upcycling). Ekonomi sirkular sangat berkepentingan dengan siklus kebutuhan manusia bukan hanya ambil-pakai-buang, namun lebih luas lagi, yaitu dengan 5 R (Rethink-Reduce-Reuse-Recycle). Lima prinsip tersebut dapat dilakukan melalui memikirkan ulang barang yang akan dipakai sejauh mana nilai kebutuhannya (rethink), melakukan perbaikan (repair) pengurangan pemakaian material yang dapat digunakan kembali (reuse) dan penggunaan material hasil dari proses daur ulang (recycle). Utamanya mindset ekonomi sirkular adalah bebas sampah (zero waste). Sebuah mindset yang bisa membuat lebih terjaga awet hijau.
Sejarah SD Muhammadiyah Ketanggungan menjadi Sekolah Sirkular
SD HamKa telah meraih penghargaan sebagai “Outstanding Dedicated Principal on Circular School Initiative” pada momen “Green Principal Recognition Program: Indonesia Green Principal Award (IGPA) 2022” yang diselenggarakan oleh Janitra Bhumi Indonesia Education Consulting bekerja sama dengan Pusat Studi Perdagangan Dunia (PSPD) dan Pusat Inovasi Agro Teknologi (PIAT), serta Universitas Gajah Mada, yang bertempat di PIAT Park Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sebagai sekolah yang menerapkan program ekonomi sirkular berupaya untuk mengenalkan dan mensosialisasikan kepada civitas sekolah, peserta didik, guru, staf karyawan. Konsep ekonomi sirkular ini menjadi tawaran menarik untuk sekolah sebagai agen perubahan dalam mensukseskannya. Sekolah melalui program kegiatan dan pembelajaran serta pembiasaan untuk menanamkan nilai karakter peduli lingkungan yang menghasilkan nilai ekonomi dapat dijadikan salah satu solusi dalam menerapkan ekonomi sirkular ini.
Penerapan ekonomi sirkular di SD Muhammadiyah Ketanggungan dimulai dari Kepala Sekolah, disampaikan kepada para guru dan karyawan, disampaikan kepada Economy Circular Ambassador dari perwakilan peserta didik, disampaikan lagi kepada semua peserta didik hingga ke seluruh warga sekolah. Dari warga sekolah disampaikan ke rumah peserta didik masing-masing, disampaikan kepada anggota keluarga. Hingga membentuk komunitas yang kemudian berimbas ke lingkungan sekitar dan masyarakat luas. Gayung bersambut antara sekolah dengan pemerinta daerah Kabupaten Brebes. Bersinergi dengan semua stake holder.
Dan akhirnya dibuatlah surat keputusan yang menetapkan bahwa SD Muhammadiyah Ketanggungan sebagai Sekolah Sirkular dengan menetapkan diri bahwa SD Muhammadiyah adalah sekolah yang telah di-branding sebagai Sekolah Sirkular, memasukkan Kurikulum Ekonomi Sirkular dalam Kurikulum sekolah, serta menerapkan Zero Waste dalam lingkungan sekolah dan pembiasaan diri bagi peserta didiknya.
Pelaksanaan Circular Economy di SD Muhammadiyah Ketanggungan
Program tahunan Circular Economy terbagi menjadi tujuh tema antara lain pemanfaatan limbah anorganik (Ecobrick), memasak, jahit menjahit, pertukangan, elektronika/robotik, dan manajemen bisnis.
Semakin banyak jumlah penduduk yang ada di bumi, maka akan semakin banyak jumlah limbah yang dihasilkan oleh manusia. Limbah yang semakin banyak ini dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan menganggu kesehatan manusia. Maka dari itu, SD Muhammadiyah Ketanggungan berupaya mengatasi permasalahan tersebut dengan melakukan Rethink (memikirkan kembali), para peserta didik diajarkan untuk tidak membeli/mengkonsumsi barang secara berlebihan, harus dipirikan berulang saat ingin membeli sesuatu, apakah barang tersebut benar-benar dibutuhkan atau tidak. Selanjutnya, Reduce (mengurangi), SD HamKa mengatasi permasalahan limbah ini dengan mengedukasi tiap peserta didik agar tidak memakai botol kemasan melainkan membawa botol minum/tumbler masing-masing, sehingga hal tersebut dapat mengurangi botol plastic sekali pakai. Kemudian ada Reuse (menggunakan kembali), pada aspek ini SD HamKa mengimplementasikan dengan penggunaan wadah/kemasan tidak sekali pakai saat pembelian produk/makanan dan minuman yang dijual oleh Blue Canteen. dengan melakukan hal ini secara berkala, maka sampah-sampah yang dihasilkan dari wadah plastic bekas tidak begitu banyak. Recycle (Mendaur ulang), sampah-sampah yang ada di SD HamKa diolah kembali seperti yang dilakukan peserta didik baru-baru ini me-recycle kertas bekas yang diolah menjadi bubur kertas menjadi media lukis, lalu plastic bekas, botol bekas dijadikan ecobrick dan kerajinan tangan, limbah sisa makanan dijadikan makanan untuk maggot. Repair (memperbaiki barang yang rusak), barang-barang yang rusak diperbaiki untuk dapat digunakan kembali, kegiatan tersebut dilakukan secara berkala oleh petugas yang bertanggungjawab atas sarana prasarana sekolah dengan melakukan pengecekan sehingga barang/sarpras yang telah rusak dapat segera diperbaiki . Refuse (menolak membeli/mengkonsumsi), para peserta didik, pegawai SD HamKa saat berada di sekolah dianjurkan membeli makan, minum dari Blue Canteen SD HamKa, hal ini untuk menghindari pemakaian bahan yang menggunakan plastic dan lebih memilih bahan yang alami.
Peserta didik saat mengolah dan membersihkan sampah plastik dijadikan ecobrick
Pemanfaatan limbah di SD Muhammadiyah Ketanggungan terbagi menjadi limbah organik dan anorganik. Limbah organik terdiri dari sampah kertas, sisa makanan, dan organic lain. Sedangkan, limbah anorganik terdiri dari sampah botol, tutup botol, kaca, plastic, logam dan minyak.
Pemanfaatan limbah anorganik (ecobrick) sudah berjalan dan dipraktikkan oleh warga sekolah baik para peserta didik, guru, para pegawai dengan membuat ecobrik. Para warga sekolah mengumpulkan sampah-sampah plastic yang bersih dan kering, lalu dimasukkan ke dalam botol-botol hingga full plastic, botol-botol yang sudah terisi dapat dijadikan karya dan digunakan kembali.
Green House SD HamKa yang sedang dibangun
Bercocok tanam (berkebun dengan hidroponik), hidroponik merupakan salah satu teknik bercocok tanam modern, tanpa menggunakan media tanah, kerikil, dan sebagainya. Peserta didik ikut berpartisipasi dalam kegiatan bercocok tanam, peserta didik dikenalkan dengan alat dan bahan-bahannya seperti tempat semai, benih selada, busa rockwool, net pot, Ph meter, TDS meter, air untuk larutan nutrisi AB Mix, nutrisi A dan B Mix, bak nutrisi dan hidroponik set. Hidroponik yang dikembangkan di SD HamKa adalah tanaman selada, selanjutnya akan ada Green House SD HamKa yang sedang dibangun dan nantinya akan ditanam/budi daya melon.
Antusiasme peserta didik saat mengikuti fun cooking&cookies class
Memasak, para pegawai mengenalkan kandungan gizi, pengenalan 4 sehat 5 sempurna, pengenalan alat masak dan cara membuatnya. Pada hari Jum’at (22/04) telah dilaksanakan cooking dan cookies class yang diikuti oleh peserta didik kelas I s.d. V. Peserta didik sangat antusias saat proses cooking dan cookies class berlangsung. Peserta didik dibagi kelompok. Dalam kelompok tersebut dibagi tugas serta peran anak-anak. Misalnya saat pembuatan minuman boba, ada peserta didik yang berperan menuangkan boba dan air gula, ada yang menakar susu kental manis, serta menuangkan flavour minuman boba. Jadi, tiap anak telah berperan aktif dan belajar bertanggung jawab terhadap tugas dan perannya. Kegiatan ini memberikan pengalaman dan pembelajaran kepada peserta didik dalam proses pembuatan minuman bergizi dan nikmat Selain itu, kegiatan ini juga dapat melatih berpikir kratis dan merangsang anak untuk aktif bertanya, misalnya bagaimana cara mendapatkan bahan-bahan tersebut? berapa lama prosesnya? dan lain sebagainya. Banyak sekali manfaat, dan yang paling penting adalah peserta didik mampu mengoptimalkan kompetensi spiritual, sosial, daya kognitif dan keterampilan diri.
Karya peserta didik saat praktek membuat taplak meja dengan teknik celup
Kegiatan jahit menjahit, peserta didik diperkenalkan alat jahit, pengenalan jenis tusuk, pengenalan jenis-jenis bahan pakaian, tutorial menggunakan alat jahit dan praktek menjahit sederhana. Hal tersebut dipraktikkan oleh peserta didik. Saat ujian praktik sekolah beberapa waktu lalu dengan membuat taplak meja menggunakan teknik celup. Pada saat anak berangkat sekolah, pegawai yang bertugas di depan menerima tamu, saat anak akan memasuki gerbang dilakukan pengecekan pakaian apakah kancing dan bet pakaian terpasang dengan rapi atau tidak. Jika tidak, maka petugas akan menjahit kancing serta merapikan seragam peserta didik tersebut.
Pertukangan, dilakukan pengenalan alat dan bahan dalam pertukangan, pengenalan cara pemakaian alat pertukangan, dan yang terakhir adalah mempraktikkannya. Pada Bulan Januari lalu, kegiatan repair (memperbaiki barang yang rusak) dilaksanakan, barang-barang yang rusak dipisahkan dalam ruangan tersendiri dan diperbaiki dan dimodifikasi untuk dapat digunakan kembali, kegiatan tersebut dilakukan secara berkala oleh petugas yang bertanggungjawab atas sarana prasarana sekolah dengan melakukan pengecekan sehingga barang/sarpras yang telah rusak dapat segera diperbaiki dan digunakan kembali.
Kegiatan jual beli cookies&aneka takjil saat Bulan Ramadhan
Manajemen bisnis, dengan melakukan penentuan produk, pengemasan (packaging), cara memperkenalkan produk, target pemasaran dan penentuan harga dengan menerapkan prinsip ekonomi. Blue canteen meluncurkan beberapa produknya, selama bulan ramadhan, blue canteen SD HamKa tetap melakukan transaksi jual beli dengan menyajikan beragam menu takjil, makanan berbuka puasa, dan juga cookies. Hidangan tersebut dijajakan di halaman SD HamKa pada siang hari saat wali murid menjemput putra-putrinya, kegiatan ini dilakukan karena mengingat jam pelajaran selama bulan ramadhan lebih singkat dari bulan lainnya, sehingga para pegawai memanfaatkan waktu semaksimal mungkin agar tetap produktif dengan membuat dan menjual hidangan berbuka puasa. Produk-produk tersebut tidak hanya dikenalkan terhadap peserta didik dan wali murid, tetapi untuk masyarakat luas sekitar SD HamKa dengan meng-upload menu-menu yang disajikan tiap harinya ke WhatsApp maupun story sosmed lainnya. Pelayanan bisa dilakukan secara langsung maupun delivery order. Sehingga bisa menjangkau pemsaran yang lebih luas.